
Kupang (Kemenag) — Dalam rangka mendukung proses pembelajaran semester Ganjil Tahun Ajaran 2025/2026, MAN Kota Kupang mengadakan In House Training (IHT) Pembelajaran Abad 21. IHT akan dilaksanakan mulai tanggal 17 sampai 21 Juli 2025. Kegiatan IHT hadiri oleh Kepala MAN Kota Kupang, Pengawas Madrasah Kemenag Kota Kupang, Pengawas Dinas Pendidikan Provinsi NTT, dan seluruh tenaga pendidik MAN Kota Kupang sebagai peserta IHT.
Ketua panitia sekaligus Wakamad Kurikulum, Sunariah, menjelaskan IHT merupakan salah satu program kurikulum untuk mengawali kegiatan pembelajaran di tahun. Latar belakang dilaksanakan IHT ini adalah tuntutan kegiatan pembelajaran di tahun 2025 ini merupakan pembelajaran yang mendalam. Sunariah memaparkan kegiatan pembelajaran mendalam lebih menekankan pada student center dan melaksanakan pembelajaran yang HOTS (High Order Thinking Skill). Selain itu, harapan kegiatan IHT dapat menambah wawasan para pendidik tentang model-model pembelajaran agar terjadi pembelajaran berkualitas di dalam kelas.
Kegiatan IHT dibuka secara resmi oleh Kepala MAN Kota Kupang, Umiyati M. Abdulmanan. Melalui sambutannya, Umiyati M. Abdulmanan menyampaikan harapannya agar kegiatan IHT ini membuahkan hasil bagi para peserta seperti membuat roadmap pembelajaran agar setiap pembelajaran di kelas terlaksana dengan baik dan terarah.
“Kita meneladani Rasulullah ketika beliau mendapat wahyu dan harus menyampaikan kepada seluruh umat. Begitu pula kita hari ini insyaallah akan mendapat pelajaran dan akan membagikan apa yang sudah kita dapatkan kepada peserta didik kita,” harap Umiyati M. Abdulmanan.
IHT hari pertama berlangsung sangat seru. Selain mendapat pengetahuan dan pemahaman mengenai pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan membahagiakan, para pendidik juga diajak membuat modul ajar sederhana secara berkelompok dengan memerhatikan konten dan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. Syahriyati dan Welemfridus Ndiwa dari Dinas Pendidikan Provinsi NTT menjelaskan secara apik materi tentang pembelajaran berdiferensiasi, model-model pembelajaran, dan rancangan modul ajar abad 21. Syahriyati menekankan pentingnya mengetahui latar belakang lingkungan, bakat, dan minat peserta didik sebelum memulai pembelajaran sebagai dasar penyusunan modul ajar yang menarik dan merangkum semua gaya belajar. Asesmen awal perlu dilakukan agar pendidik mengetahui kebutuhan belajar peserta didik sehingga pembelajaran mendalam yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan dapat terealisasi di kelas. (Mikyal)